Gisik...Istilah Mojokerto. Hal yang Didamba dan Dibuang
Jika kita browsing di Internet, Apa itu Gisik........Banyak sekali jawaban yang mengatakan bahwa Gisik adalah jalur agak miring di tepi laut.
Itu istilah baku. Ini adalah Cerita Mojokerto, jadi saya akan menceritakan istilah Mojokerto. Gisik bukan berarti itu jika di Mojokerto.
Gisik adalah pulau di tengah sungai akibat sedimentasi. Kata Gisik diduga juga disinyalir berarti tanah endapan. Gresik, juga dulu dari kata Gisik, bahkan di Gresik ada kampung bernama lemah anyar atau juga disebut Gisik. akan saya jelaskan alur cerita saya ya....
agar tidak bingung. Karena banyak yang menyebutkan cerita saya melompat-lompat tidak berdasarkan kronologis waktu π...
Yaah, karena kita terbiasa dengan metode narasi kronologis yang urut, Banyak kok yang menulis dan bercerita demikian. Buku dan film di luar negeri banyak yang mempunyai alur kasus per kasus.
Naah, jadi itu cara saya menulis...saya menjelaskan kasus berkasus. Entah saya tulis dari masa kini, kembali ke masa lalu, dan terakhir masa depan...
Kembaliiii ke Gisik, Ya...π.
Pulau di tengah sungai. Alami lah.....tadi saya cerit karena adasnya sedimentasi endapan dari aliran sungai. Sungai kita yang bewarna cokelat itu kan membawa tanah, pasir lumpur dan semuanya itu banyak mengandung partikel vulkanik. Ikuuuuut air, akhirnya jika akan ada hambatan sedikiiiiit saja...menumpuklah sedimen ini.
sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit.
Naaah...hambatan yang besar, ya Pancang Jembatan. Akhirnya dekat jembatan ada pulaunya.
Nah...karena subuuur sekali, jika air surut nah..ini ditanami. Asiiik..meminimalis penggunaan pupuk, pasti alami ini. Duluuu, Gisik ini ditanami dengan jagung, semangka, sekarang sih juga ada yang menanam melon, timun mas, lebih beragam.
MENANTANG MAUT MERAIH LUMUT.
________________________________________
Tanaman subur lambang makmur. Ini yang membuat pribahasa "ada gula ada semut". Anak-anak yang tinggal di dekat sungai, kabarnya di tengah itu ada lumut yang enak di makan. Itu sih kabar saja. Memang ada sejenis lumut yang tumbuh, dapat dibuat sayur dan rasanya sangat lezat.
Tertantanglah ke sana. Walaupun tidak ada lumut ini pun tetap saja tertantang untuk ke tengah.
Saya ulangi lagi jadinya dengan tulisan saya tentang jembatan dulu ya...jadi jangan kaget kalau ceritanya hampir sama π.
Anak-anak ini berenang Untuk mencapai Gisik. Pada Gisik ada yang mencari lumut, ada yang mencuri tanaman orang tadi seperti semangka dan ketela pohon untuk dimakan di tempat. pemikiran mereka, amaaan, jika terkena arus akan meraih pancang jembatan karena gisik seringnya berada sebelum jembatan.
Jadiii...baju dibawa di kepala, Berenang dengan pelahan... Baju yang terciprat air dijemur dulu di gisik (kan puanaaas---bagus itu untuk vit D soalnya anak-anak ini telanjang π€£) Dengan telanjang membuat api yang koreknya sudah dilindungi lah dari air. Mencabut Singkong,.dibakar dengan rumput dan daun kering...uenaknyaaaaaa π€π.
Hauus?
Petik semangka.....semangka tanaman orang juga π.
Lalu,,,baju ditinggal saja...ke seberangnya lagi. Sampai di sana, kembali.
Asiiik.
Dari seberang sampai gisik lagi. Misinya sekarang adalah mengambil baju....Dihitung setelan baju dan celana mereka yang dijemur. "Siji, loro, telu, papat, limo (1, 2, 3, 4, 5).
Masing-masing mangambil baju dan ditaruh kepala, berenang lagi ke tempat smeula untuk pulang...biasanya sih sebelum pulang dijemur lagi di bantaran sungai.
Tapiiiiii...kok sisa satu?
"Lho, klambine sopo iku?" Tanya seorang teman...
"Klambine Pardi!" Jawab yang lain...sontak semua cepat berenang ke tempat semula untuk pulang. Tidak ada ketakutan sama sekali rekannya hilang.
"Pardi kintiiiir...pardi kintiiirr....."teriak mereka masuk kampung.
Sampai di kampung semua panik. Mencari yang tenggelam dan hanyut tadi. Anak-anak ini...ceriaaaaa π«.
Tapi jelas hukuman menunggu. Karena kulit bersisik dan maa merah....jelas telah menempuh renang bahaya..
Itu salah satu cerita Gisik ya.
Nah, gisik itu sekarang banyak di dekat jembatan karena sedimentasi disebabkan hambatan pancang jembatan. Itu saat sungai sudah menjadi luruuuus....sebagai drainase. Untuk membuang air ke laut agar tidak terjadi Banjir. Jika anak-anak menyukai gisik, petani dapat tanah gratisan temporari.....Naah...gisik sekarang ini menjadi penghambat air...banjir lah
itu yang tidak disuka...jadi harus dilibas..
Jadi pihak terkait mulai PU Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, PUPR Kabupaten, Provinsi sering mengadakan normalisasi dengan membuang gisik ini.
Aslinya sih, sungai itu duluuuuu sebagai pusat kehidupan. Bukan untuk drainase. Saya kan pernah menulis Belanda merusak segalanya. Naaah, sudah pernah cerita juga bahwa sebelumnya sungai Brantas itu bernama Sungai Kadiri dengan lebar hampur semua kota Mojokerto dan berkelok-kelok.
Itulah saya menyertakan foto potongan Peta Mojokerto saat tahun 1724 sampai dengan 1726....Kok lama 2 tahun petanya....lah, dulu nggak ada satelit, jadi membuat peta jawa ya harus mengelilingi jawa lah...
Sampai di sini, Ya...cerita peta tadi akan saya tulis di dalam gambarnya langsung....Tentang Londo Manja (anak mama ini mungkin π€£) karena hanya sebentar saja di sini sudah menyerah dengan alasan kesehatan......kepingin mbalik kucing ke belanda.... Tapi yang namanya FranΓ§ois Valentijn ini menjadikan peta ini sebagai acuan VOC sampai hindia belanda lho....
Bisa dilihat sungai hanya sedikit....yang di Mojokerto Luebaaaaaaar dan berkelok-kelik. Itu juga saya menggambar ilustrasi tentang gisik dan juga berjalan ke tengah jembatan ngrame untuk memotret gisik...
Gisik oh gisik...saya mau tidur "dhisik" soalnya sudah malam π₯°
#firitri #menulis #penulis #mojokerto #penulismojokerto #cerita #ceritamojokerto #cerita_mojokerto #penulis_mojokerto #kisah #writing #pernakpernik #pernak_pernik #gisik #sungai #river




Komentar
Posting Komentar