Mojokerto Saat Serangan Oemoem 1 Maret 1880

 1880 ya....apa itu...... ya Cerita yang berhubungan dengan Serangan Oemoem 🙂. Tapi cerita yang ada di Mojokerto. Bagaimana keadaan di sini?

Karena saya berfoto di Pabrik Tenun Kesono NV...........Pasti ada hubungannya.

Begini ceritanya.

Penyegaran saja ya. Tetang Serangan Oemoem 1 Maret 1949.

Pada saat itu, Ibukota Jogjakarta sudah jatuh dikuasai Belanda. Pemimpin politik memilih menyerah. Pemimpin militer memilih berjuang terus sampai darah penghabisan.

Panglima Sudirman kecewa karena pemimpin semuanya menyerah dan tidak mau membiayai perjuangan (Padahal ada Kas negara). Panglima Sudirman pulang menuju rumahnya, meminta uang ke Istrinya.

Bu Dirman memberikan semua perhiasan ke Pak Dirman untuk biaya perang. Bukan itu saja, tanah keluarga Bu Dirman juga dijual untuk biaya perang juga. Pak Dirman segera pergi ke hutan dengan satu paru-paru saja.

Mengapa harus ke hutan?

Ya Indonesia masih dianggap negara jika masih mempunyai tentara. Jadi jika tidak ada perlawanan tentara, dianggap tidak ada Indonesia yag artinya kembali bernama Hindia Belanda.

Sampai keadaan berlarut-larut. Semua informasi (pers) dikuasai oleh Belanda. Jangan sampai berita perlawanan tentara keluar menjadi berita. Padahal terus menerus ada perlawanan dari pihak Indonesia.

Keadaan menjadi terjepit, dunia Internasional tidak mendengar berita yang dikuasai Belanda ini. Sampai adanya suatu ide besar. Serangan besar-besaran untuk menguasai ibukota Indonesia. Serangan harus efektif. Tidak perlu mengeluarkan banyak biaya, logistik hingga nyawa yang banyak seperti pertempuran 10 Nopember. Ide ini berasal dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Ide brilian ini diakomodir dengan Strategi Panglima Sudirman dan dijalankan oleh Letkol Soeharto. Kendala utama adalah........mata-mata. Orang bayaran Belanda di mana-mana. oleh karena itu ini berjalan dengan sangat rahasia.

Seragam khusus tidak ada karena sulitnya logistik. Dipakailah tanda Janur (daun kelapa muda) kuning di bahu kanan.

Jika tidak mengenakan itu siapapun boleh dibunuh. Sandi yang dipakai adalah Berkata "Janur" dan dibalas dengan kata "Kuning"

Hari H.....Jogja diserang dari berbagai penjuru mulai jam 6. Mudah bagi tentara kita karena saat itu Belanda sedang bermalas-malasan. Akhirnya Ibukota berhasil dikuasai selama 6 Jam. setelah itu ...MUNDUR!!

ke hutan lagi dan mendengarkan radio. ..... Horeeee!!!

karena serangan besar, tidak mungkin untuk Belanda menghambat berita. Dunia internasional mendengarkan bahwa Indonesia melakukan perlawanan sengit....Indonesia masih ada dan diakui sebagai negara oleh dunia Internasional!!!

Itu di Jogja.....................................

Bagaimana keadaan saat itu di Mojokerto?

Ini keadaan MOJOKERTO

_______________________

Nah...saat itu keadaan juga sama. Tentara banyak yang putus asa. Keadaan berlarut-larut. hanya motivasi Komandan Batalyon yang hebat menjadikan para tentara tetap semangat.

Tentara ini dijanjikan oleh presiden akan menjadi tentara reguler, dan akan menerima gaji mulai tahun 1946 sampai dengan merdeka penuh. Wuiih..menggiurkan.

Tapi kapan merdeka penuh.

Hanya Komandan Batalyon yang hebat yang selalu memberikan motivasi. Nah....saya kan berfoto di Pabrik tenun Kesono., Gondang.

Saat mendekati 1 maret, Batalyon Munasir menguasai daerah ini dan memakai Pabrik ini sebagai markas. karena 500 orang lebih tentara, tinggal di sini. Jelas menghambat produksi.

Salah satu pemiliknya bernama Basir. Keturunan Arab. Jengkel juga dengan para tentara ini. Tapi bagaimana lagi, keadaan memang sedang genting.

Mau tidak mau Basir jelas membantu logistik para tentara ini. Masalah satu beres...

Nah, masalah motivasi..penyemangat ini yang sulit. Kecerdasan KH Munasir sebagai komandan Batalyon. Membisiki Basir suatu cerita tentang Jangka Jayabaya. ....bla bla bla bla bla.....didengarkan Basir.

"Tolong nanti sampaikan itu ke para serdaduku ya," minta KH Munasir Ali sang komandan Batalyon kepada Basir.

Naaah....Basir mengiyakan.

Dalam suatu kesempatan, Basir bercerita kepada banyak prajurit yang putus asa ini.

"Ini adalah tahun 1949 masehi. Nah....tahun Jawa adalah 1880." Kata Basir meyakinkan. Padahal jelas-jelas dia orang Arab yang tidak tahu budaya jawa 😁. Tapi semua terkesima.

"Tahun jawa 1880, berarti tahun depan adalah tahun 1881. Itu adalah tahun wolak walik dibaca dari belakang dan depan pun sama." Lanjur Basir dengan dilihat semua tentara Yon Munasir.

"Menurut ramalah Jaya Baya, 1881 atau wolak walik akan menjadi titik balik kejayaan tanah yang adik-adik tentara ini injak. Inilah kemerdekaan." Basir memberikan kesimpulan yang artinya tinggal 1 tahun lagi (1950) perjuangan para prajurit ini selesai.

Wuiiih..riuh rendah para tentara putus asa ini. Padahal itu semua cerita skenario KH Munasir bossnya di Batalyon Condromowo (Yon Munasir).

Tidak lama terdengar kabar serangan umum 1 maret...Horee...Semua bersorak. Indonesia tetap berdiri. Dan kok kebeneran atau gimana, 1881 atau 1950 Indonesia benar-benar merdeka dan dikui kedaulatannya oleh Belanda.

Yang disayangkan, Belanda sudah habis mentalnya tapi kemenangan tidak diselesaikan dengan keringat. Banyak tentara Belanda ngeri, tertekan hingga bunuh diri karena ketakutan terus menerus diteror gerilyawan. Tinggal selangkah diraih kemenangan. Tapi pucuk pimpinan Indonesia memilih berdiplomasi maraton. 

Konferensi Meja Bundar. 

Perundingan yang memakan waktu hampir 4 bulan. Banyak diplomat baik dari Indonesia dan Belanda. Semua biaya makan, penginapan, tempat dan operasional lainnya ditanggung oleh Indonesia. 

Lebih hebat lagi, Biaya pertempuran yang dikeluarkan Belanda dalam menyerang indonesia selama tahun 1947 sampai dengan 1949 mulai makan tentara, BBM, alutsista, dan operasional NICA (Pemerintah Sipil Belanda di Indonesia) harus dibayar oleh Indonesia. Oohhh...bukan itu saja....Seluruh hutang Belanda dan Hindia Belanda dibayar Indonesia. Aset Belanda di Indonesia mulai kebun, pabrik, gedung dan sebagainya dibayar oleh Indonesia.

Indonesia....OKE..Setuju...dan dibayarlah 45 Miliar Gulden yang saat itu setara dengan $ 9.000.000.000 tahun 1949...jika dihitung dolar sekarang dengan inflasinya berarti $98.917.563.025...

ditupiahkan berarti..... Rp1.384.845.882.352.940 ...ngeri baru lunas saat jaman Ibu Megawati jadi presiden.

Belanda yang miskin karena dijajah Jerman mendadak Kaya Raya. Indonesia yang awalnya kaya raya merdeka mendadak miskin...Banyak tentara Kecewa.

Banyak yang ingin merdeka tanpa membayar seperti yang dilakukan Vietnam berperang 19 tahun dan merdeka bebas dari hutang. 

Tapi apa daya..mereka patuh pada pimpinan. Kekecewaan itu saja?

Belum. 1950 atau tahun wolak walik 1881, sudah merdeka penuh. Gaji tentara yang dijanjikan ada yang turun ada yang tidak (mungkin dihitung kemampuan kas negara). 

Tapi, ada yang lebih mengecewakan. Banyak tentara yang berjuang tidak diangkat menjadi tentara regoler. Yang diangkat justru banyak dari kalangan ex KNIL tentara Belanda.

untuk menghindari "barisan sakit hati", KH Munasir mengajak semua jajarannya di Bojonegoro. Batalyon Munasir dibubarkan di sana. Sebelumnya ada khutbah dari Mayor Munasir. Pengarahan agar semua dijalani dengan Ikhlas.

Yang diangkat dan digaji, gajinya dibagi semua. Semua manut dawuh Mayor Munasir. Membubarkan diri dengan tulus. Mayor KH Munasir sendiri memilih mundur dari militer karena solideritas pada jajaran Batalyon Munasir ini. masa Depan cerah menjadi Jenderal tidak dipilih. Memilih menjadi pemndidik di kampung halamannya.

Tidak ada yang sakit hati dan memberontak seperti kartosuwiryo, Kahar Muzakkar dan lainnya. 

Meneladani dari kiprah Yon Munasir. Membela tanah air memang kewajiban yang harus dilakukan secara Ikhlas.

Selamat Hari Serangan Oemoem 1 Maret. Jaya Jaya Wijayati!!!! 🥰

#penulis #mojokerto #firi #firitri #humaninterest #perempuan #menulis #penulismojokerto #cerita #ceritamojokerto #penulis_mojokerto #kisah #writing #pernakpernik #pernak_pernik #1maret #seranganoemoem





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fotonya Bagus Semua yah si Penulis Mojokerto ini, Tapi Risikonya?

RIYOYO KUPAT MOJOKERTO