Film Indonesia Bermutu
Dalam foto saya sedang apa ya?
Menonton Film..........
Dengan kemajuan teknologi saat ini film dapat masuk saku dan ditonton di mana saja, kapan saja dengan siapa saja. Kalau saya sih lebih suka menonton dengan orang tersayang .
Jika teknologi semakin maju dengan cara memproses film hingga cara menonton film tapi cerita dalam film terutama film Indonesia kerap itu-itu saja.
Lemah sekali...............apa yang lemah? RISET!!!!
Hari ini adalah hari film nasional sesuatu yang saya dambakan menonton film Indonesia yang penggarapannya haluuuus. Saya akan bercerita tentang film dalam pandangan human interest ya dan itu adalah pandangan saya. Jika anda tidak setuju dengan pandangan saya ya sah-sah saja.
Kan, pandangan orang berbeda .
Riset ya....saya bercerit tentang itu dulu.
RIset dilakukan dengan mendata alur cerita suatu film mulai kejadiannya seperti apa, settingnya/latar belakang (tempat, baju, alat, gaya orang dan lainnya) agar sesuai dengan kejadian yang dimaksud, hingga aspek psikologis.
Hari film nasional dicanangkan bertepatan dengan launching film "Darah & Doa". Penasaran dengan film ini? di Youtube banyak....
FIlm yang disutradarai dan diproduseri Usmar Ismail ini menceritakan kejadian kembalinya Divisi Siliwangi. Sebelumnya kekuatan tempur terbesar milik Republik Indonesia ini mengamankan Ibu Kota Jogjakarta.
Karena perjanjian dengan Belanda maka SIliwangi harus pulang ke Jawa Barat. Proses kepulangan ini dinalakan long mach Siliwangi yang legendaris. Sejauh 600km dilakukan dengna berjalan kaki dan memakan waktu 40 hari.
Wah sampai di sini saja cerita Siliwangi karena nanti kalau diteruskan akan banyak dan saya tidak jadi bercerita tentang film.
Film dengan durasi 128 menit ini dibuat tahun 1950. Sangat mudah dibuat karena pelaku dan saksi masih banyak, properti juga masih banyak. Jadi untuk itu tidak ada kendala dalam riset menghimpun data.
Naaah,
Sekarang ini seperti apa film kita.
Wah...kalau film baru bagus menurut saya....menurut saya lho...Laskar Pelangi.
Settingnya lembut, jalan cerita bagus walaupun ada yang tidak sesuai bukunya. FIlm Indonesia lama ya Cut Nyak Dien kesukaan saya. Benar-benar menggambarkan sosok kuat dengan karakter hebat.
Lalu film lainnya? sulit ya saya menerima. Karena logika saya nggak bisa menerima jalan cerita karena cacat data dan lainnya. Pandangan Human interest adalah peristiwa sehari-hari dengan data yang banyak dilihat masyarakat.
Ada film Indonesia yang menceritakan band yang dimulai di garasi rumah. Garasi ala eropa dengan kelengkapan alat sangat rapi. Sangat jauh dari kehidupan masyarakat kita yang jarang mempunyai garasi seperti itu. Inilah lemahnya riset sehingga tidak komunikatif terhadap penonton.
Ada juga film setting sejarah tentang panglima besar Sudirman. Karena urusan politik, film tentang sejarah ini malah banyak cacat karena tidak adanya letkol Soeharto di dalam film itu. Padahal banyak foto sejarah bahwa letkol Soeharto ada di dekat Panglima Sudirman. Belum lagi properti yang tidak jelas.
Terakhir saya lihat tentang film dengan setting kraton dimana kain batik parang untuk raja lebih kecil daripada batik parang abdinya. Terbalik dan sangat fatal. Toh itu selalu disukai penonton karena ya tidak banyak pilihan untuk film.
Selama memakai bintang film dari aktor ganteng dan cantik akan disukai. Jalan cerita si A berpacaran dengan B lantas ada C dan D konflik dan selesailah cerita yang mudah ditebak ini.
Ini saya rasa kok jauh beda kualitas ya dengan kekuatan cerita film fiksi "Saving Private Ryan" yang menceritakan tentang penyelamatan prajurit Ryan di tengah penyerangan Sekutu ke Perancis.
Saat itu Steven Spielberg melakukan riset lama. Hasil riset dipakai untuk membuat setting semua agar terlihat nyata.
Baju yang saat ini sudah tidak diproduksi disikapi dengan membeli mesin pintal dari india, memproduksi benang dulu. Menenun benang khusus ini dan menjahit seperti seragam saat tahun 1944.
Efek ledakan, suara dan lainnya sangat irip dengan aslinya yang membuat kengerian tiada tara saat pembukaan film ini.
Sempurna? tidak.....hasil riset masiha ada cacat dan lepas kontrol. Setelah sukses, Spielberg mengakui ada kesalahan pada setting film saat peluru menembus air. Karena itu tidak dilakukan riset.
Dalam film terlihat peluru melesat melukai prajurit walaupun sudah di dalam air. Kenyataannya peluru tidak akan mampu menembus air karena putarannya akan terganggu kecuali peluru khusus untuk air.
Film ini sukses dengan penjualan tiket tinggi. Lantas tidak berhenti di sini. Semua properti seperti tank, baju, senjata dan bangunan yang sudah ada sayang jika tidak digunakan lagi.
Dibuatlah mini seri "Band of Brothers" yang menceritakan kejadian sebelum penyerangan di Saving Private Ryan. Laku keras juga tanpa banyak investasi riset dan properti lainnya.
Cerdas ya?
Bandingkan dengan film kita yang mengambil gambar orang bangun tidur sudah ber-make up tebal. Sangat tidak menggambarkan kejadian sebenarnya.
Bandingkan film kita yang menceritakan hal-hal yang jauh dari kenyataan.
Jadi saya merindukan film yang benar-benar asik ditonton. Biasany asih dari novel atau cerita sejarah. Tidak perlu sesuai novelnya kok.
Banyak lho film yang bercerita dengan bagus malah melebihi novelnya. "Lord of The Ring" menurut saya jauh lebih bagus filmnya dibandingkan bukunya yang membosankan.
Bagaimana tidak bosan, untuk mengambarkan rumah Hobbit saja bisa tiga lembar di film dapat langsung saya lihat detail.
Ada juga film yang setara dengan bukunya seperti The Godfather. Emosi akan terbawa dengan film ini. Efek jangka panjang pun terbawa seperti kata-kata yang ikonik.
Lantas, film Indonesia?
Ya ...karena saya umat Muslim saya percaya bahwa Tuhan yang maha segalanya sengaja tidak mau mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak mau merubah nasibnya sendiri.
Kaum?
Ya..insan film bukan hanya dalam pembuatan film. Bisnis FIlm, Bioskop dan penonton seperti kita juga harus berubah lebih cerdas lagi dalam menentukan pilihan film. Jadinya pembuat film akan total dalam bekerja termasuk menyediakan riset untuk menghidupkan film nasional.
Masih banyak kisah yang menarik untuk difilmkan. Sekarang saja dapat dibuat catatan keadaan sekitar kita yang sepi akibat wabah COVID-19 dan itu akan menarik difilmkan dari sisi manapun.
Saya sih, masih memimpikan film kita setara buatan Spielberg tadi. Bagaimana menurut anda? (firitri)
#penulis #mojokerto #keberterimaan #risiko #peluang #firi #firitri #mc #humaninterest #public_speaking #cerita #perempuan #libur #kacamata #menulis #kekuatan #puri #lokal #budaya #panas #penulismojokerto #penulis_mojokerto #film #harifilm #filmnasional
gambar orang bangun tidur sudah ber-make up tebal. ...
BalasHapus😅😅😅😅
Saya baru tau gegara nulis kalimat ini lalu ditendang oleh sebuah WAG dan komunitas di FB.