Kelaparan dan Obesitas Karena Tindakan Kita
Hari ini adalah hari penting dan paling terkenal dalam kalender Internasional PBB, 16 Oktober 2019 Hari Pangan Sedunia. Hari pangan adalah bentukan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) aksi yang didedikasikan untuk mengatasi kelaparan global. Diadakan setiap tahun pada tanggal 16 Oktober, orang-orang dari seluruh dunia bersatu untuk menyatakan komitmen mereka untuk menghilangkan kelaparan di seluruh dunia dari kehidupan kita.
Hari yang diperingati lebih dari 150 negara ini mempromosikan kesadaran dan tindakan di seluruh dunia bagi mereka yang menderita kelaparan dan kebutuhan untuk memastikan keamanan pangan dan diet bergizi untuk semua. Fokus hari ini adalah bahwa makanan adalah hak asasi manusia yang mendasar dan mendasar. Namun, 7,53 miliar penduduk bumi terdapat lebih dari 820 juta orang di seluruh dunia menderita kekurangan gizi kronis, 60% diantaranya adalah perempuan dan hampir lima juta anak di bawah usia lima tahun meninggal karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kekurangan gizi setiap hari.
Jika ada jutaan orang kelaparan ternyata 672 juta orang menderita obesitas, dan 1,3 miliar lainnya kelebihan berat badan. Waduh......yang ini termasuk saya 😇...tapi Kita bisa mengubahnya.
Dalam 30 tahun terakhir ini, kita telah mengubah pola makan dan kebiasaan makan sebagai akibat dari globalisasi, urbanisasi, dan pertumbuhan ekonomi.
Dulu memang saya ingat saat saya kecil sering mengkonsumsi hidangan musiman, terutama nabati dan kaya serat dan sekarang banyak makanan yang kaya akan pati/tepung, gula, lemak, garam, makanan olahan, daging, dan produk hewani lainnya di sekitar kita.
Dengan bekerja, otomatis waktu yang saya yang dihabiskan untuk menyiapkan makanan di rumah terbatas. Itu saya yang di desa, apalagi jika yang tinggal di daerah perkotaan, bisa-bisa semakin bergantung pada supermarket, gerai makanan cepat saji, pedagang makanan jalanan dan restoran yang bisa dibawa pulang.
Kombinasi dari pola makan yang tidak sehat dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak telah membuat angka obesitas melonjak, tidak hanya di negara maju, tetapi juga di negara-negara berpenghasilan rendah termasuk kita nggak ya? Seperti cerita yang saya sebutkan tadi kelaparan dan obesitas di dunia ini berjalan bersamaan. Pada sisi dunia ada banyak orang kelaparan dan di sisi lain ada banyak orang obesitas.
Pola makan yang tidak sehat adalah faktor utama dalam meningkatkan risiko kematian akibat penyakit tidak menular, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker tertentu. Terkait dengan seperlima kematian di seluruh dunia, kebiasaan makan yang tidak sehat juga berdampak pada anggaran kesehatan nasional yang menelan biaya hingga USD 2 triliun per tahun.
Obesitas dan bentuk kekurangan gizi lainnya mempengaruhi hampir satu dari tiga orang. Prediksi terakhir kasus obesitas dan kelaparan akan ditemukan satu orang dari dua orang di seluruh dunia ini di tahun 2025......waduh bertambah parah ya...itu jika kita tidak berubah..
Kabar baiknya adalah bahwa ada solusi yang terjangkau untuk mengurangi semua bentuk kekurangan gizi, tetapi mereka membutuhkan komitmen dan tindakan global yang lebih besar.
Saya beberapa hari yang lalu bercerita tentang kekurangan Gizi di Kecamatan Puri tempat saya tinggal. Bukan karena keadaan pangan yang tidak ada tetapi karena pola makan yang kurang baik. Kekurangan gizi di daerah penghasil lele, Ikan dengan omega 3 dan protein yang relatif tinggi kadarnya. Itu sama saja dengan ayam kelaparan di lumbung padi. Mengapa? karena mereka tidak suka lele. Maka dibuatlah diversifikasi olahan lele. Ada Pia Lele, puding lele, brownies lele dan olahan lele lainnya. Hasilnya? Sangat efektif karena selain menghapus angka gizi buruk juga meningkatkan taraf perekonomian warga.
Ya, kalau dilihat negara kita memang seperti surga. Semua ada di sini. Dalam sejarah, kita tidak pernah mengalami kelaparan kecuali Jaman jepang dan Agresi Militer Belanda. Bahan pangan tersedia di tanah, kebun, halaman tinggal memetik dan kenyang bergizi, belum lagi hasil laut yang sangat luas. Sangat berbeda dengan belahan dunia lain yang banyak cerita paceklik, sulit bahan pangan dan sebagainya. Tapi keadaan indah kita sampai kapan bisa seperti ini? Saat ini saja sudah jarang orang menanam sayur, cabe, Tanaman obat, rempah di halamannya sendiri. Itu tadi, tergantung pada pasar dan supermarket. Jadi, mari kita berubah ya....
Saya pagi ini berencana menikmati soto ayam di dekat kantor untuk memperingati hari pangan....ternyata saya yang belum berubah 😅. (firitri)
#mojokerto #keberterimaan #risiko #peluang #firi #firitri #penulis #mc #humaninterest #blogger #public_speaking #cerita #perempuan #libur #kacamata #menulis #kekuatan #puri #lokal #budaya #lupa #cinta #panas #penulismojokerto #penulis_mojokerto #haripangasedunia #zerohunger #memasakdirumah #obesitas #kelaparan
#mojokerto #keberterimaan #risiko #peluang #firi #firitri #penulis #mc #humaninterest #blogger #public_speaking #cerita #perempuan #libur #kacamata #menulis #kekuatan #puri #lokal #budaya #lupa #cinta #panas #penulismojokerto #penulis_mojokerto #haripangasedunia #zerohunger #memasakdirumah #obesitas #kelaparan

Komentar
Posting Komentar