Pangkat Kapten Dadakan (Seri Menyambut Hari Pahlawan)




Masih dengan cerita rangkaian hari pahlawan. Banyak orang yang mengatakan kalau generasi muda sekarang sudah tidak mau menghargai nilai-nilai kepahlawanan. Generasi muda sekarang tidak mau menghargai kebesaran sejarah bangsa....
Saya kok ragu ya...nggak segitunya...
Beberapa waktu lalu saya pernah coba, saat ada kesempatan seperti di foto ini. Saya ceritakan rangkaian peristiwa mulai merdeka hingga meletusnya pertempuran 10 November.
Saya berusaha menceritakan dengan detail kejadian demi kejadian. Lho ternyata mereka suka. Takjub dengan keberanian orang-orang saat itu.
Ooohhh...generasi muda ini tidak begitu paham karena mereka memang tidak tahu kejadian sejarah. Jika saja mereka tahu cerita sejarah kemerdekaan dengan runtut dan jelas, pasti mereka sangat suka. Kan, ada banyak komunitas-komunitas anak muda yang menjadi reenactor (ke depan, ini akan saya tulis) yaitu sekumpulan anak aneh dengan properti masa lalu untuk reka ulang sejarah.
Salah satu kisah yang saya jelaskan saat di foto ini tentang Cak Roeslan Abdoelgani.
Cak Roes...panggilan akrabnya adalah anak dari Haji Abdoelgani konglomerat Surabaya. Karena anak orang kaya, dia memilih untuk jadi orang pintar..bukan orang kaya.
Tipikal arek suroboyo aneh karena bersekolah tinggi. Arek Suroboyo jaman itu lebih memilih cepat kerja, dapat gaji dan gaji dihabiskan untuk hura-hura bersama temannya.
Singkat cerita, Cak ROeslan sudah dewasa dan mahir berbahasa asing baik Belanda, Inggris, Jepang dan Perancis serta jagoan dalam diplomasi. Saat itu Inggris yang datang dengan pasukan terkuatnya yang berjuluk The Fighting Cock mulai membuat onar di Surabaya dan menembak-nembak.
Rakyat Surabaya tersinggung dan mulai mengadakan perlawanan. Serentak rakyat baik yang terlatih maupun tidak terlatih menyerang pasukan Inggris yang tidak pernah kalah dalam pertempuran itu. Hampir tuntas......Inggris nyaris habis. Komandan pasukan menelpon Presiden Sukarno dan Presiden datang untuk menghentikan pertempuran. Selamatlah Inggris...
Untuk itu, diadakanlah gencatan senjata. Tidak ada pertempuran dan dimulai diplomasi. Presiden dan Jajarannya berdiplomasi dengan Inggris yaitu Brigadier Mallaby.
Jajaran para militer Inggris juga berdiplomasi dan Mallaby menugaskan Kapten Shaw. Untuk perumusan perdamaian, Indonesia diwakili Roeslan Abdoegani. keduanya menjadi sekretaris dalam joint comittee yang akan sama-sama mengawasi gencatan senjata.
Tetapi keangkuhan Inggris terus berjalan. Kapten Shaw menolak berunding dengan Cak Roeslan.
"Saya hanya mau berunding dengan sesama militer, bukan orang sipil." Kata Shaw dengan percaya diri.
Roeslan balik kanan dan memanggil Des Alwi (anak angkat Bung Hatta yang ikut dalam diplomasi)
"Yo opo iki Des, Nggapleki Enggres iku (GImana ini Des, menjengkelkan Inggris itu)." keluh Cak Roes dalam Bahasa Surabaya.
Des Alwi menyarankan Cak Roes ke Dokter Moestopo saja yang mengangkat dirinya sendiri sebagai Menteri Pertahanan dengan pangkat Jenderal Mayor.
"Moes!! Moestopo, iki Enggres gak gelem ngadepi wong sipil, njaluk militer (Moes, Moestopo..ini Inggris nggak mau menghadapi orang sipil, mintanya harus militer)." Lapor Cak Roes ke Menteri Pertahanan tersebut. Bisa jika kejadian saat ini dengan protokoler kenegaraan ya ðŸ˜….
"Gampang Roes, pangkate opo (Gampang Roes, pangkatnya apa)?" tanya Jenderal Moestopo.
"Kapten"
"Oalahhh, Kapten ae....Kono koen nang o arek-arek..njaluk pangkat, nek gak iso yo ngguntingo dewe.(Oala, Kapten saja...Sana kamu ke anak-anak, ninta pangkat..kalau nggak bisa ya kamu gunting sendiri)" perintah Dokter Gigi Moestopo ini.
AKhirnya....Cak Roes berhasil menggunting sendiri pangkatnya. Saat itu tanda pangkat distandarisasi ala jepang dalam Tentara Keamanan Rakyat. Dengan strip kuning-biru-kuning dan bintang perak tiga dipasang di kerah baju, jadilah Kapten Roeslan Abdoegani.
Masuklah Kapten Roeslan menuju Kapten Shaw.
"Kan saya sudah bilang...saya hanya mau bernegosiasi dengan militer!" kata Shaw.
Roeslan hanya tersenyum dengan menunjukkan kerah bajunya.
"Saya Militer....Kapten Roeslan.." kata Cak Roes dengan tersenyum...
Shaw menanyakan sejak kapan Roeslan seorang militer.
Cak Roes dengan santainya...."Ini Indonesia, Sejak kamu ingin bicara dengan militer saya jadi seorang Kapten...Jika Kamu Kolonel, pasti saya juga akan jadi kolonel."
Kapten Shaw hanya geleng-geleng kepala dengan raut jengkel...
Dan sejak saat itu Roeslan Abdoelgani menjadi seorang tentara. Selain foto saya, saya juga posting foto tanpa pangkat Kapten TKR yang masih standar Jepang(firitri)
#mojokerto #keberterimaan #risiko #peluang #firi #firitri #penulis #mc #humaninterest #blogger #public_speaking #cerita #perempuan #libur #kacamata #menulis #kekuatan #puri #lokal #budaya #cinta #penulismojokerto #penulis_mojokerto #jenderal #pahlawan #haripahlawan #literasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fotonya Bagus Semua yah si Penulis Mojokerto ini, Tapi Risikonya?

RIYOYO KUPAT MOJOKERTO