Tank Berjalan Sendiri (Seri Menyambut Hari Pahlawan)



Saya akan melanjutkan lagi cerita saya tentang serial hari pahlawan hingga 10 November. Seperti biasa karena saya penulis yang tidak populer, maka saya tidak akan menulis tentang kejadian yang sudah populer...saya akan menulis tentang kejadian-kejadian yang jarang diungkap di publik. Kali ini tulisan saya tentang kejadian di Jl Pahlawan Surabaya.
Kyu Go Type 95....varian Ha Go tank ....
Tank ringan jepang...type 95 Kyu Go ini adalah varian paling modern tank Ha Go Jepang...diproduksi mulai tahun 1943...Tank ringan dengan panjang 4,38 meter dengan ketebalan baja tahan peluru 6-16mm ini gesit karena ukurannya dan mesin besar Mitsubishi membuatnya sanggup berjalan 45 km/jam sambil melakukan manuver.
Ada cerita menarik saat di surabaya....
Seperti yang saya ceritakan kemarin, Pasukan Inggris terkuat yang berjuluk "The Fighting Cock" menyalahi perjanjian dengan mulai menembak-nembak. Rakyat marah segera menyerang pasukan terkuat Inggris tersebut. Pertempuran 25-29 Oktober yang hampir menghabiskan pasukan terkuat Inggris membuat komandan Inggris menggertak Presiden Sukarno.hehehe...salut sama Inggris karena sudah terdesak masih memiliki mental untuk menggertak Presiden kita ðŸ˜„.
Surabaya mau saya habiskan begitu gertakannya..padahal pasukan Inggris yang nyaris habis....Presiden Sukarno lebih percaya pada gertakan Inggris...akhirnya ke Surabaya menggunakan pesawat Dakota yang difasilitasi Inggris...
Setelah menghentikan pertempuran dan tembak menembak.....Presiden melakukan dialog di Gubernuran (sekarang Jalan Pahlawan Surabaya)..
Beberapa saat sebelumnya, masih dalam keadaan sorak sorai, pemuda Surabaya merasa menang bertempur melawan pasukan terkuat milik Inggris yang tidak pernah kalah di perang dunia II....banyak pemuda umur belasan yang mengobrak-abrik Bank Mandiri Pahlawan (saat itu bengkel tank Jepang)....dan mengeluarkan banyak buku panduan tank...
Cak Roeslan Abdoelgani, salah seorang tokoh pemuda Surabaya yang terdidik mampu 7 bahasa mengajari terjemahan buku tersebut.....tetapi......yang namanya anak belasan tahun, sikap tidak sabar lebih besar...langsung bilang..."Wis, aku iso, Cak..." (Sudah, saya sudah bisa, Cak)....ditinggalah para pemuda tersebut oleh Roeslan karena Presiden membutuhkannya dalam dialog bersama Inggris....
Saat dialog......Kantor Gubernuran bergetar.......ada beberapa tank yang berjalan memutari gedung sambil mengarahkan meriam ke arah gedung...Pihak Inggris heran campur tertawa....tidak demikian dengan Bung Karno....Bung Karno berkeringat dingin...dan memanggil Roeslan..."Roes, arek2 iku lapo ae..." (Roes, anak2 itu sedang apa?) Bung Karno memang akrab dengan Roeslan karena Bung Karno sering Shalat di Mushala depan rumah Roeslan saat kos di Surabaya....
"Babahno, Cak." (Biarkan, Cak) kata Roeslan kepada Presiden....Cak Roeslan yang sejak kecil sudah akrab sama presiden selalu memakai bahasa Suroboyoan.
Bung Karno semakin panik...
"Yo opo nek meriem e mbledhos mrene, Roes(Gimana kalau meriamnya meledak ke sini, Roes)." Desak Bung Karno....
langsung Roeslan keluar gedung sambil berteriak...."Hoiii, rek!!!" ...seru Roeslan..
"Matikan mesin, Inggris nggak akan takut dengan tank...soalnya mereka punya tank lebih banyak dan lebih besar...yang takut presidenmu!!!" lanjut Roeslan....
Apa yang dilakukan pemuda pemuda itu?????
dengan tank yang masih berjalan mereka berlompatan keluar sambil membawa buku panduan.....menghampiri Roeslan dan berkata,"Cak, ajarono carane mateni mesin tank...mau durung sampean ajari." (Cak, tolong aku diajari mematikan mesin tank...tadi belum diajari)
Tank semakin menjauh ke arah jalan kramat gantung....dan beberapa saat mereka diajari.....langsung lari mengejar tank, masuk...dan matilah mesin tank itu......tidak salah kalau Presiden ketakutan dengan tank tadi....
Cak Ruslan hanya mengumpat,"janxxx koen, rek!"....
Saya seperti biasa pamer foto diri saat sedang menulis....dan ilustrasi tank yang dipakai Jepang untuk invasi ke Indonesia ini. (firitri)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fotonya Bagus Semua yah si Penulis Mojokerto ini, Tapi Risikonya?

RIYOYO KUPAT MOJOKERTO